Wartawati Sebagai Pahlawan Nasional & Pejuang kemerdekaan
"Jarang di Ketahui"
Detikjurnal.Com, Pacitan - Di momentum menjelang Peringatan HUT RI bulan Agustus seperti ini selain mengisi kemerdekaan kita juga bisa mengenang jasa jasa Pahlawan dan para pejuang kemerdekaan, Tokoh penting di Indonesia yang tidak banyak diketahui yakni Surastri Karma Trimurti adalah salah satu pahlawan nasional wanita Indonesia yang berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
S.K Trimurti merupakan istri dari Sayuti Melik, seorang tokoh yang mengetik naskah proklamasi Selama masa hidupnya, dia bekerja sebagai wartawati, guru, sekaligus penulis, Pekerjaannya di zaman itu sangat berbahaya karena dia berusaha menulis berita untuk menyadarkan bangsa Indonesia bahwa negara sedang dijajah
Alhasil, dia Pernah tertangkap oleh penjajah dan dipenjara karena telah menulis banyak surat kabar untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Dra. Hj. Surastri Karma Trimurti (11 Mei 1912 – 20 Mei 2008) adalah wartawan, penulis dan sekaligus guru Indonesia, yang mengambil bagian dalam gerakan kemerdekaan Indonesia terhadap penjajahan oleh Belanda, Di Perjalanan hidupnya Ia kemudian menjabat sebagai menteri tenaga kerja pertama di Indonesia dari tahun 1947 sampai 1948 di bawah Perdana Menteri Indonesia Amir Sjarifuddin
Namun juga ada Pahlawan Nasional yang berlatar belakang wartawati yakni Rohana Kudus adalah tokoh pahlawan nasional yang dikenal sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia. Perempuan asal Sumatera Barat ini memperjuangkan kesetaraan perempuan melalui surat kabar dan bidang pendidikan
Rohana Kudus adalah Tokoh wartawati pertama Indonesia, Dia dilahirkan sebagai Siti Ruhana pada 20 Desember 1884 di desa (nagari) Koto Gadang, Kabupaten Agam, di pedalaman Sumatra Barat, Hindia Belanda. Ayahnya Mohammad Rasjad Maharadja Soetan adalah kepala jaksa Karesidenan Jambi dan kemudian Medan. Rohana adalah saudara tiri Sutan Sjahrir dan sepupu Agus Salim.
Pada 1911, Rohana mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang. Sembari aktif di bidang pendidikan yang disenanginya, dia menulis di surat kabar perempuan, Poetri Hindia. Ketika dibredel pemerintah Hindia-Belanda, dia berinisiatif mendirikan surat kabar bernama Sunting Melayu, yang tercatat sebagai salah satu surat kabar perempuan pertama di Indonesia.
Dia hidup pada zaman yang sama dengan Kartini, ketika akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi. Dia meninggal di Jakarta pada 17 Agustus 1972 dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak Pada 1974, pemerintah daerah Sumatra Barat memberikan penghargaan kepadanya sebagai Wartawati Pertama
Dia juga mendapatkan penghargaan sebagai Perintis Pers Indonesia pada 1987 dan Bintang Jasa Utama pada 2007. Sejak 7 November 2019, pemerintah Indonesia mendeklarasikan Roehana Koeddoes sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 120/TK/2019 dan diberikan kepada cucunya sebagai ahli waris pada hari berikutnya( dNr)
Social Plugin